NIKMAT BODYKU YANG MONTOK KEENAKAN DIPERKOSA

NIKMAT BODYKU YANG MONTOK KEENAKAN DIPERKOSA


NIKMAT BODYKU YANG MONTOK KEENAKAN DIPERKOSA , Hasrat-Bispak57 Lebih dari pada tiga tahun saya bekerja menjadi pembantu rumah tangga, majikanku ini tersohor kaya dan baik apa lagi ia ialah kades serta dihormati oleh orang-orangnya, majikanku ini namanya Bapak Dimas, waktu bekerja di sini saya merasai sedap tak nikmatnya jadi pembantu, dan momen waktu tinggal di sini saya pernah dicabuli.


Malam itu sangatlah panas sekali saya pengin tidur saja sulit lalu saya bukalah jendela kamarku biar anginnya masuk ke kamarku serta saya berubah kemeja dengan daster tipis saya mennyalakan kipas anginnya anyar saya dapat tertidur nyenyak. Yang membuat saya kebingungan di waktu itu saya jadi mimpi dengan pengemudi pribadinya Bapak Dimas.


Namanya Pak Aris dalam mimpiku ia mencatatngiku dan merengkuhku tiada pakain dan telanjang keseluruhan, kendati umurnya yang telah tua namun tubuhnya itu yang kekar seperti orang beberapa fitnes, beliau punyai tubuh yang kekar serta berotot.


Dan yang membuatku geli merupakan buah terong yang menggantung cantik di pangkal pahanya. Ih, demikian menggemaskan.Perlahan beliau dekatiku dan langsung meremas remas buah dadaku yang sudah terbuka bebas.


Entahlah mengapa belaian Pak Aris berasa demikian fakta, seperti tidak dalam mimpi. Sampai di saat bibir tebalnya mulai melumat kupingku saya sempat tersentak dan perlahan terpelihara dari tidurku. Akan tetapi begitu kagetnya saya saat mengerti apa yang sebetulnya terjadi.


Nyatanya apa yang saya rasakan barusan tidak cuma mimpi. Di depanku rupanya sungguh-sungguh ada pribadi Pak Aris yang memegang badanku.Pak Aris! Apa yang Bapak melakukan? Saya menggerakkan badan Pak Aris kuat-kuat hingga ia terjengkang ke belakang.


Lekas saya tutupi badanku yang nyatanya  hampir telanjang dengan selimut.Tenang, Lis! Telah lama saya merendam hasratku padamu! Kembali Pak Aris coba merangkul badanku. Tapi kembali saya memajukan badannya kuat-kuat ke belakang.


Pergi! Gertakku.Atau saya akan teriak!Silakan teriak! Buang waktu saja kamu teriak. Lantaran tidak ada orang yang mendengarmu. Apa kamu lupa, Pak Dimas serta keluarga barusan sore udah pergi ke Bandung untuk berlibur! Bertambah baik kamu taati saja kemauanku!Pak Aris tersenyum sinis.


Saya makin ketakutan sewaktu Pak Aris kembali dekatiku. Lekas saja saya melonjak dari dipan serta coba lari menuju pintu dengan keadaan telanjang. Tetapi naas! Saya kalah cepat dengan Pak Aris.


Secara sekejap, dia membekukku dari belakang dan menjepitkan badanku mengarah dinding. Ke-2  tangannya mencekram kuat lenganku ke atas tembok, sedang ke-2  kakinya mengamankan kakiku hingga saya susah untuk bergerak.


Saya berusaha untuk meronta maksimal. Tapi buang waktu, tenaga Pak Aris memang jauh semakin kuat diperbandingkan tenagaku yang cuma orang wanita. Makin kuat saya meronta, makin kuat genggaman Pak Aris di Badanku.


Tolong, Pak! Bebaskan saya! saya menangis dan mengemis ke Pak Aris. Tapi sia-sia saja. Beliau tak dengerin perkataanku. Juga dengan liar Pak Aris menikamiku dengan ciuaman mautnya.


Lama-lama tanagaku terkuras habis. Badanku jadi lemas. Saya tidak dapat melakukan hal apapun kembali. Yang dapat saya melakukan hanya pasrah serta mengikuti ketentuan mainnya Pak Aris.Perlahan cengkraman Pak Aris mulai mengendor.


Perbuatannya yang awalnya kasar mulai melunak serta beralih jadi halus. Juga saya akan masuk dalam bermainnya di saat secara halus Pak Aris mulai menggesek-gesekkan batan kejantanannya ke atas pahaku.


Saat itu kakiku berasa lemas dan lesu. Saya gak kuat kembali menyokong berat tubuhku sendiri, maka saya mulai terkulai. Tapi dengan bergas, Pak Aris selekasnya tangkap badanku, mengangkutnya lalu memboyongku ke atas tempat tidur.


Sebentar terpikir di paras Pak Aris sebuah senyuman kemenangan. Setelah itu secara lembut dia mulai melumat bibirku. Tidak tahu mengapa saya tidak mampu untuk menampiknya. Sampai ada dorongan kuat dari dalam diriku untuk membalasnya lumatannya itu.


Nach, demikian donk Lis! Kalaupun ini kan lebih nikmat! kata Pak Aris puas.Saya tersenyum tersipu-sipu.Bapak betul, kemungkinan lebih bagus saya mengikuti bapak dari awal barusan. Apalagi, udah lama  saya tidak memperoleh sentuhan laki laki.


Kembali Pak Aris tersenyum suka.Trus, ngapain kamu barusan pakai coba berontak, Lis?"Barusan saya sekedar terkejut saja. Dibalik tampilan bapak yang bersahaja, kok teganya bapak coba menggagahi saya.


NIKMAT BODYKU YANG MONTOK KEENAKAN DIPERKOSA


Namun, ah biarlah! Yang pentingkan saat ini saya menjadi punya Bapak!Kembali Pak Aris mulai mencumbuku. Kecupannya mulai menjalar lewat leherku setelah itu turun ke buah dadaku. Kumis tebalnya yang kasar sapu kulit dadaku hingga memunculkan kesan khusus yang lebih membuatku terasanya terbang ke angkasa.


Kecupan dan jilatan Pak Aris terus bergerak turun. Sementara tangan kirinya meremas-remas buah dadaku, tangan kanannya tengah repot di pangkal pahaku membikin pilinan-pilinan yang kurasa nikmat.Oh, Pak Aris! Tidak boleh siksa saya sebagai berikut! rengekku.Pak Aris tak mempedulikan ucapanku.


Malahan dia malahan menyibakkan rumput-rumput liar yang membatasi pintu goa darbaku.Wah, Lis! Sangat indah memiaw kamu. Berwarna merah muda dengan baunya yang merebak. Oh, benar-benar memesona.


Ibarat sekuntum mawar merah yang sedang merekah saat pagi hari. Tentu kamu menjaganya dengan bagus. Oh, Lis! Saya sukai sekali dengan memiaw yang seperti berikut!Perlahan Pak Aris menjulurkan lidahnya serta sapu permukaan klitorisku.


Berasa kasar, memang. Tetapi nikmat!Ayolah, Pak! Ouhh, saya telah tidak tahan kembali. Saya selalu mengemis terhadap Pak Aris. Tapi ia lagi permainkan emosiku. Pada akhirnya saya cari ide lain.


Saya coba menggerayangi badan kekar Pak Aris sekalian mencari buah terong yang menggantung di pangkal pahanya.Dan tak sulit buatku untuk mendapatkan buah terong sebesar itu. Secara halus serta manja, saya mulai mengocak tangkai kont*l Pak Aris dibarengi dengan pijatan-pijatan yang membuat beliau merem terbuka.


Perlahan-lahan saya memandu kont*lnya ketujuan memiawku yang udah basah. Tapi dengan nakal, Pak Aris cuman tempelkan dan menggesek-gesekkan ujung kepala kont*lnya di atas bibir vaginaku.


Berasa geli, memeng. Namun kesan yang saya rasakan berasa nikmat. Tidak pernah saya rasakan yang semacam ini.Oh, Pak Aris! Ayolah.saya sudah gak tahan kembali, cepat memasukkan donk!Saya telah tak dapat tahan ditangani semacam itu.


Perlahan-lahan saya tingkatkan bokongku ke atas buat menyongsong kejantanan Pak Aris yang udah ngaceng. Selanjutnya saya tekan bokong Pak Aris ke bawah biar kont*l itu dapat masuk dengan prima.Narasi Sex Cabuli,Narasi Cabul gagahi,Cerit ngentot Cabuli,Narasi Porno cabuli,Narasi Hot Tiduri,Setubuhi Kesenangan


Aaarrrghhh! saya menjerit kecil waktu tangkai kont*l Pak Aris yang besar itu tembus lubang vaginaku. Awalannya berasa tarik dan perih, sebab ukuran k*ntol Pak Aris memang besar serta panjang kalau ketimbang dengan punya suamiku.


Akan tetapi sesudah buah terong itu tertancap sejenak di lubang vaginaku, rasa perih itu perlahan-lahan berganti menjadi  rasa nikmat.Perlahan Pak Aris mulai mengayunkan bokongnya naik dan turun.


Hooohh.., Pak! Ssstt, sedap Pak! saya jadi bicara tidak karuan.Marilah, Lis!Goyangkan  pan..tatmu! Ooohhh!Saya ikuti kata Pak Aris. Kucoba buat mengikut irama serta beberapa gerakan nikmat yang tengah dilakukan Pak Aris.


Gesekan-gesekan lembut di antara tangkai kont*l Pak Aris dengan dinding vaginaku berasa sangat nikmat.Ohhh, Lis! Yabegitu! Terusgoyangkan bokongmu! Uuuhh, oohh, yes!Pak Aris nampak demikian nikmati permainan kami.


Kusaksikan parasnya menengadah dengan mata terpejam, seakan menjiwai sedotan dari vaginaku. Adakalanya dari bibirnya kedengar lenguhan dan desisan kesenangan.Aku juga  nikmati sikatan-sodokan baik tangkai k*ntol Pak Aris.


Sampai saya merengkuh badan kekar Pak Aris dengan kuat. Seakan gak mau stop dari permainan itu. Keringat mengucur deras lewat pori-pori badan kami, maka dari itu dada bagian Pak Aris yang dengan bulu halus kelihatan cemerlang sebab basah oleh keringat.


Saya tidak mengira, nyatanya di umurnya yang sampai 1/2 zaman itu, Pak Aris masih punya stamina yang sempurna. Sampai saya kelabakan hadapi goyangan dan sikatan mautnya.


Sampai pada akhirnya saya merasai ada suatu yang berdenyut dari dalam rahimku.Ooohh, Pak! Saya, pengen ke..luar!Ssshhhtt, Arrhhhggg! Saya tak kuat kembali membatasi suatu yang memojokkan keluar dalam rahimku.


Tapi Pak Aris masih tetap mengayunkan kont*lnya masuk-keluar dan menusuk-nusuk goa darbaku. Serta sesaat selanjutnya, saya  merasai tangkai k*ntol Pak Aris mulai nyut-nyutan dalam vaginaku.


Hingga akhirnya.Aaaoouuhhh, Lis! Nikmat bangeet!Cairan putih kental menyemburkan deras dari ujung tongkol Pak Aris. Pak Arispun setelah itu jatuhkan diri ke segi badanku. Napasnya terlihat terengah dan dilihat kecapean.


Oh, Pak Aris! Bapak nyata-nyata benar dahsyat. Telah lama saya tidak rasakan nikmat seperti berikut. Terima kasih ya Pak! Saya memegang badan Kekar Pak Aris.Kusandarkan kepalaku di dada bagian Pak Aris sembari mengelus-elus bulu-bulu halus yang berbaris rapi hingga ke pangkal pahanya. Secara halus juga Pak Aris membelai rambutku yang sedikit oleh keringat. Ah, nyatanya disetubuhi itu tak selama-lamanya tidak sedap. Ini kali malah saya berharapnya kembali.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama