CERITA DEWASA ISTRIKU NIKMATI DIPERKOSA OLEH MALING PERKASA

CERITA DEWASA ISTRIKU NIKMATI DIPERKOSA OLEH MALING PERKASA


CERITA DEWASA ISTRIKU NIKMATI DIPERKOSA OLEH MALING PERKASA, Hasrat-Bispak57 Mendadak suatu suara keras menghidupkan kami di larut malam. Fatimah istriku merengkuh lenganku karena sangat ketakutannya. Suara itu tiba dari arah dapur. Kelihatannya kaca yang jatuh amburadul. Perasaanku menyampaikan ada sesuatu hal yang gak selesai ada dalam rumah ini. Saya bangun serta menghidupkan lampu. Istriku usaha mencegah saya. Dengan berhati-hati saya bangun serta buka pintu serta ambil langkah ke dapur.


Saya terkejut dengan ketakutan yang sangat waktu tampil figure asing di bawah jendela dapurku. Kelihatan di lantai kaca jendela pecah berantakan. Pastinya ia ini maling yang mau mengambil dalam rumah kami. Sama


terkejut dengan lincahnya begal ini berdiri dan mengambil langkah pendek menyikat pisau dapur kami yang tidak jauh dari tempatnya. Orang ini lebih besar dari saya. Dengan rambut serta jambangnya yang gak bercukur terlihat demikian gahar. Dengan bajunya yang T. Shirt gelap dan celana jean bolong-bolong ia menyeringai memberikan ancaman saya dengan pisau dapur itu. WAJIB 4D


Saya betul-betul lelaki yang tidak pernah mengetahui bagaimana berkelahi. Memandang tingkah maling ini segera nyaliku putus. Dengan gemetaran yang paling saya lari kembali lagi ke kamar tidurku dan tutup pintunya. Tetapi kalah cepat dengan maling itu. Saya usaha keras tekan untuk menggembok kebalikannya maling itu lagi menggerakkan dengan kuatnya. Istriku histeris berteriak-teriak ketakutan, 


"Ada apakah Maass.. Toloonngg.. Tolongg.."


Tetapi pekikan itu jelas buang waktu. Rumah kami merupakan rumah anyar di perumahan yang belumlah banyak penghuninya. Tetangga paling dekat kami merupakan Pak RT yang jaraknya seputar 30 rumah kosong, yang masih belum memiliki penghuni, dari rumah kami. Sementara di arah yang beda ialah bentang kali serta sawah yang luas berpetak-petak. Semenjak pernikahan kami dua tahun lalu, berikut ini rumah credit kami yang anyar kami tinggali sepanjang dua bulan ini.


Usaha ambil dan dorong pintu itu dengan pastinya dimenangi oleh sang maling. Saya terdepak jatuh ke lantai serta maling itu dengan lega masuk ruangan tidur kami. Ia mengacung-acungkan pisau dapur ke isteriku supaya tidak berteriak-teriak sembari meneror akan potong leherku. Istriku saat itu juga ‘klakep' sepi. Sekalian menodongkan pisau ke leherku dengan kasar saya dicapainya dengan menarik bajuku keluar kamar. Matanya terlihat sapu area keluarga dan menarikku merapat ke dalam lemari perlengkapan. Nyata di nyari-nyari benda bernilai yang kami taruh.


Ia mendapati lakban di pijakkkan jenis-jenis perabotan. Dengan 1/2 membanting ia memajukan saya biar duduk di lantai. Ia me-lakban tangan dan kakiku lalu mulutku sampai saya serius bungkem. Pada kondisi tidak berdaya saya diambilnya kembali lagi ke kamar tidurku. Istriku kembali berteriak sekalian menangis histeris. Akan tetapi itu cuma sebentar.


Maling ini benar-benar eksper serta berdarah dingin. Ia cuman katakan,


"Diam nyonya cantiikk.. Tidak boleh membikin saya kalap lhoo.." kembali istriku ‘klakep' serta sepi.


Tampak maling itu menyapukan penglihatannya ke Kamar tidurku. Ia melihati jendela, almari, tempat tidur, rack kset dan pesawat radio di kamarku. Ia nampaknya pikir. Seluruhnya kulihat dalam kelumpuhan dan kebisuanku lantaran lakban yang mengikat kaki tanganku dan membekap rapat mulutku.


Mendadak maling itu dekati Fatimah istriku yang gemetaran menggulung badannya di sudut tempat tidur karena shock dan histeris dengan momen yang berlangsung. Dengan lakbannya dia lekas bekap mulutnya dan direbahkannya badannya di tempat tidur. Saya tidak sanggup apapun cuma sanggup tergelintang serta berkedip di lantai. Saya lihat bagaimana sorot mata ketakutan di wajah Fatimah istriku itu.


Rupanya maling itu melebarkan tangan istriku serta mengikatnya terpisah di kiri kanan kisi-kisi dipan kayu kami. Demikian juga di kakinya. Ia bentangkan serta ikat di kaki-kaki tempat tidur. Serta pada akhirnya yang berlangsung yaitu saya yang terbaring lumpuh di lantai sementara Fatimah istriku terlentang serta terlilit di tempat tidur pengantin kami.


Hatiku benar-benar tidak sedap. Saya panik maling ini melakukan perbuatan di luar batasan. Menyaksikan figurnya, terlihat ia ini orang kasar. Badannya terlihat kuat dengan otot-ototnya yang membayang dari T. Shirt dekilnya. Saya taksir tingginya ada sekitaran 180 cm. Saya melihati matanya yang melotot sekalian memarahi,


"Diam nyonya cantiikk.." saat menyaksikan istriku yang terlihat amat seksi dengan baju tidurnya yang serba mini karena udara panas di kamar kami yang sempit ini.


"Saya pengin makan dahulu ya sayaang.. Gak boleh beberapa macam". Ia nyelonong keluar tuju dapur. Dasar maling gak dengan modal. Ia ngancam gunakan pisauku, ngikat gunakan lakbanku saat ini makan makananku.


Kelihatan istriku berontak membebaskan diri dengan buang waktu. Adakalanya terlihat matanya kuatir dan ketakutan Menyaksikan saya. Saya menggeleng-gelengkan kepalaku dengan tujuan melarang bergerak banyak. Irit tenaga.


Selepas makan maling itu gelatakan membukai Beberapa almari dan laci-laci dalam rumah. Ia tidak akan temukan apapun sebab memang kami gak mempunyai apa- apa. Saya asumsikan begitu mukanya dapat sedih lantaran kecewa. Kudengar nada gerutu. Kelihatannya ia geram.


Dengan menyepak pintu ia kembali masuk ruang tidur kami. Buka almari kemeja serta mengaduk-adukkannya. Dilempar-lemparkannya isi almari sampai lantai penuh berantakan. Ia membuka kotak perhiasan istriku. Dibuang-buangnya perhiasan tiruan istriku.


Karena gak mendapati apa yang dicari Maling mengarahkan arah kekesalan. Ia pandangi istriku yang celentang dalam ikatan di tempat tidur. Ia merapat sembari membentak,


"Mana uang, manaa..? Dasar miskin yaa..? Kamu umpetin di mana..?"


Tangannya yang cemerlang berotot bergerak raih busana tidur istriku lantas menariknya dengan keras sampai robek dan putus kancing-kancingnya. Serta yang selanjutnya kelihatan terpajang ialah bukit kembar yang demikian elok. Payudara Fatimah yang paling ranum serta padat yang memang tanpa BH tiap-tiap jam tidur. Tampak sekali paras maling itu terpana.


Sekarang saya serius benar-benar takut. Semua Peluang dapat berlangsung. Saya lihat ada perombakan raut parasnya. Setelah tidak mendatangkan uang atau benda mempunyai nilai ia jadi ingin tahu. Ia terasa memiliki hak mendapatkan substitusi yang setimpal. Maling itu lebih merapat kembali ke Fatimah dan dengan lagi melihati buah dadanya yang paling sensual itu. Perlahan-lahan ia duduk ditepian dipan.


"Di mana kamu taruh uangmu nyonya cantiikk..?" sekalian tangan turun sentuh badan Fatimah yang serupa sekali gak dapat menampik lantaran kaki serta tangannyaterikat lakban itu. Dan tangan itu mulai mengelusi dekat Payudaranya.


Ampuunn.. Kusaksikan bagaimana mata Fatimah begitu paniknya. Ia merem pejamkan matanya sekalian Memperdengarkan nada dari hidungnya,


"Hheehh.. Hheehh.. Heehh..".


Istriku keluarkan air mata dan menangis, menggeleng-geleng kepalanya sembari keluarkan dengus dari hidungnya.


Air mata istriku menstimulasi ia lebih sadis. Tangan-tangannya tanpa dengan sangsi mengelus- elus selanjutnya meremas-remas buah dada Fatimah dan anggota tubuh sensitive yang lain. Ini sungguh-sungguh bikin darahku menggelegak emosi. Saya mesti lakukan perbuatan suatu yang bias menyudahi semuanya ini apa saja dampaknya. Yang setelah itu dapat kulakukan ialah gerakkan kakiku yang terlilit, menekuk dan selanjutnya menyepakkan ke perbatasan ranjangku. Maling itu terkaget tetapi benar-benar tidak bergerak.


"Hey, brengsek. Pengin ngapain kamu. Tidak boleh beberapa macam. Gak boleh usik istrimu yang tengah nikmati pijitanku,"ia membentak saya. Dan saya segera patah semangat. Saya tidak mungkin melakukan perbuatan apapun kembali. Saat ini cuman batinku yang meratap momen ini.


Dan yang terjadi selanjutnya merupakan suatu Yang betul-betul menakutkan. Maling itu menarik robek semua baju tidur istriku. Ia serius membikin Fatimah telanjang terkecuali celana dalamnya. Lalu ia rebah rapatkan badannya di sampingnya. Istriku kelihatan bak rusa jatuh dalam sergapan serigala. Serta saat ini pemangsanya merapat buat mengoyak-oyak untuk nikmati badannya.


Ia tidak dapat berpuat apapun kembali. Dalam 1/2 telanjangnya saya semakin mengerti begitu cantiknya Fatimah istriku ini. Ia perlihatkan begitu beberapa bagian badannya memperlihatkan sensualitas yang jelas silau tiap-tiap lelaki yang menyaksikannya. Rambutnya yang mawut tergerai, percakapan lengan dan pundak melahirkan lembah ketiak yang bias menggoyangkan iman banyak lelaki.


Payudaranya yang membusung ranum dengan pentilnya yang merah ungu sebesar ujung jemari kelingking sangatlah menentang. Perut dengan pinggulnya yang.. Uuhh.. Demikian hebat menakjubkan syahwat. Saya sendiri bertanya-tanya bagaimana saya dapat menimang dewi secantik ini.


Dan saat ini maling biadab itu menenggelamkan parasnya ke dadanya. Ia menciumi dan menyusu Payudaranya seperti bayi. Ia mengenyoti pentil istriku yang kelihatannya usaha berontak dengan mengulet-geliatkan badannya yang ditetapkan buang waktu. Dengan bertambah sadis gairah nyolongnya saat ini berganti menjadi  gairah binatang yang disanggupi birahi.


Ia masuk menjilat-jilat dan menciumi ketiak istriku yang paling sensual itu. Berikut acara pesta besarnya. Ia kemungkinan tidak pernah memikirkan dapat mengecap nikmat tidur dengan wanita secantik Fatimah istriku ini.


Menjarah dengan kenyotan, jilatan serta kecupannya maling ini masuk ke perbatasan pinggul Fatimah dan naik ke perutnya. Dengan berdengus-dengus serta napasnya yang mengincar ia menjilat-jilati puser Fatimah sembari tangannya gerayangan ke semua arah meremas dan kelihatan kadangkala sedikit mencakar mengalirkan gelegak hasrat birahinya.


Perlawanan istriku sangat menurun. Yang didengar cuman gumam dengus mulut tersumpal sembari menggeleng-gelengkan kepalanya jadi pernyataan penolakannya. Kemungkinan ketakutan dan kelelahannya membikin stamina-nya ‘down' serta lumpuh. Sementara si maling terus melumati perut dan menjilat- jilat beberapa sisi sensual badannya.

CERITA DEWASA ISTRIKU NIKMATI DIPERKOSA OLEH MALING PERKASA

Kebringasan dan kebrutalan nafsu syahwat maling ini lebih melesat ke pucuk. Terang bakal meniduri istriku di muka saya suaminya. Ia bangkit dari tempat tidur dan secara cepat melepaskan T. Shirt dan celana dekilnya. Ia menelanjangi dianya sendiri. Saya takjub. Maling itu punyai bentuk badan yang paling atletis serta menarik menurut ukuran penampilan badan lelaki. Dengan warna kulitnya yang coklat kehitaman berkilat sebab keringatnya kelihatan dadanya, otot lengannya perutnya demikian cepat seperti aktor binaraga. Tungkai kakinya, paha dan betisnya benar-benar cocok sekali.


Yang membikin saya terperangah ialah kemaluannya. kont*l maling itu demikian menakjubkan. Tampak dari rimbun jembutnya kont*l itu tegak ngaceng dengan bonggol kepalanya yang berkilatan karena kerasnya tekanan darah syahwatnya yang memojokkaninya. Besar dan panjangnya di atas rerata kemaluan orang Asia serta terlihat amat selaras dalam warna hitaman pada mulanya lantas sedikit belang kecoklat-coklatan di leher dan ujungnya. Lubang kencingnya tampil dari belahan bonggol yang mekar melawan. WAJIB 4D


Kesan-kesan kekumuhan awalan yang kutemui dari rambut serta jambangan yang tidak bercukur dan bajunya yang dekil langsung lenyap demikian lelaki maling ini bertelanjang. Ia kelihatan amat jantan jenis jago.


Dalam ketakutan serta kuatir istriku Fatimah memandang waktu maling itu bangun dan dengan cara cepat melepaskan busananya. Demikian lelaki maling itu serius telanjang saya memandang pengubahan di wajah dan mata istriku. Paras serta penglihatannya tampak takjub. Yang belumnya layu serta kuyu sekarang sadis dengan mata yang membelalak. Karena kemungkinan ketakutannya yang kian jadi atau karena ada 'surprise' yang tampil dari pribadi lelaki telanjang yang sekarang ada dengannya diranjangnya. Anehnya penglihatannya itu tidak dilepaskan sampai ekor matanya ikuti dimanapun lelaki maling itu bergerak.


Biarpun saya tidak berani mengaitkan dengan cara tepat, menurut pendapatku muka ragam itu ialah muka yang di terpa keinginan birahi. Apa ada birahi Fatimah bangun dan ingin di lelaki maling yang dengan kasar sudah mengikat dan menelanjangi badannya di muka suaminya itu. Atau barangkali 'surprise' yang dihidangkan lelaki itu udah membalik 180 derajat dari takut, emosi dan tidak suka jadi dorongan syahwat yang luar biasa yang menimpa seluruhnya sanubarinya? Ahh.. Saya dirasuki cemburu buta. Saya kerap dengar wanita yang suka dengan penculiknya.


Lelaki maling turun dari dipan dan merayap di muka arah kaki Fatimah yang terlilit. Ia mendapat kaki Fatimah yang terlilit serta mulai dengan menjilat-jilatinya. Lidahnya sapu ujung-ujung jemari kaki istriku lantas mengulumnya.Cerpensex


Saya melihat kaki Fatimah yang seolah disengat listrik beberapa ribu watt. Terkejut meronta dan meregang- regang. Saya tidak jelas. Apa itu gerak kaki untuk berontak atau mencegah kegelian syahwati. Sementara lelaki maling itu selalu serang dengan jilatan-jilatannya di telapaknya. Begitu ia mengerjakan di ke-2  tungkai kaki istriku buat memulai lumatan dan jialatan sesudah itu ketujuan pucuk nikmat syahwatnya.


Dengan triknya maling itu menyengaja Jatuhkan martabatku sebagai suami Fatimah.


"Mas, istrimu nikmat sekali loh. Bisa saya ent*t ya? Bisa.. Ha ha. Saya ent*t istrimu yaa.."


Dan saya di sini yang terkapar ragam tangkai pisang gak punya daya cuma dapat menerawang dan menelan ludah.


Akan tetapi ada yang mulai merambati dan merasuk ke sanubariku. Saya ingin mengetahui, jenis apa muka Fatimah waktu kont*l maling itu kelak menembusi kemaluannya. Serta impian tahuku itu nyatanya mulai menggairahkan syahwat birahiku. Dalam tergeletak sembari mata gak terlepas melihati tingkah lelaki maling telanjang yang melata bak kadal komodo di atas badan pasrah istriku yang elok kont*lku jadi menegang. Saya ngaceng.


Kulihat begitu maling itu masuk ke Selangkangan istriku. Ia menciumi serta menyedoti paha Fatimah dan tinggalkan merah cupang setiap rambahannya. Akan tetapi yang membikin jantungku berdegap cepat merupakan geliat-geliat badan istriku yang terlilit dan desah dari mulutnya yang terbungkam. Saya sekalipun tak memandangnya menjadi perlawanan orang yang lagi disakiti serta dirampas kehormatannya. Istriku tampak demikian tenggelam nikmati tingkah maling itu.


Saya pastikan jika Fatimah udah terbenam dalam selera seksualnya. Ia menggelinjang-geliat serta menggoyang-goyangkan badannya teristimewa pinggul dan bokongnya. Fatimah dirundung kegatalan birahi yang paling hebat dan sekarang nuraninya selalu jemput dan rindui kenyotan bibir sang maling itu. Sedangkan saya usaha masih berpikiran positip. Jika begitu berat menampik rayuan syahwat sebagai halnya yang tengah dirasakannya. Secara lambat serta jelas kont*lku sendiri lebih keras serta tegak melihat yangharus saya tonton itu.


Dan klimaks dari pertarungan ‘perkosaan' itu berlangsung. Lelaki maling itu menenggelamkan bibirnya ke Bibir vagina Fatimah. Ia mengisap dan mengenyoti itil istriku serta meneruakkan lidahnya menembusi gerbang kemaluannya. Tidak terelak..


Dalam kucuran keringat yang terperas dari badannya Fatimah menjerit dalam gumam desahnya. Bokongnya bertambah diangkatnya tinggi-tinggi. Ia terlihat akan menggapai orgasmenya. Bukan main. Umumnya begitu sukar buat Fatimah mendapati orgasme. Ini kali belum lagi maling itu melaksanakan penetratif ia sudah dekat di pucuk kepuasan syahwatnya. Ah.. Tonton ituu.. Betul.. Fatimah mendapat orgasmenya.. Nittaa..


Ia membawa tinggi bokongnya dan terus Diangkatnya sampai sekejap sekalian terkejat-kejat. Terlihat kendati tangannya terlilit jari-jarinya mengepal seperti mau meremas suatu hal.sebuah hal.  Serta kaki-kakinya yang meregang mengutarakan begitu nikmat syahwat sedang menempanya. Itu yang dapat ditayangkan olehnya dipicu tangan dan kakinya masih terlilit ke tempat tidur.


Serta si maling peka. Saat sebelum terburu Fatimah Kecapekan ia naik menindih badan istriku dan membantu kont*lnya ke lubang vaginanya. Seringkali ia mengocak kecil sebelumnya terakhir kemaluan yang cukup besar serta panjangnya itu menembus serta lenyap ditelan mem*k istriku.


Maling itu langsung mengayun-ayunkan kont*lnya ke lubang nikmat yang kayaknya disemangati oleh istriku dengan menggoyang dan mengusung-angkat bokong serta pinggulnya biar kont*l itu dapat menyentuhi gerbang rahimnya.


Saya sendiri begitu terbakar birahi Lihat momen itu. Utamanya bagaimana muka istriku dengan rambutnya yang berkeringat mawut jatugh ke dahi serta alisnya. kont*lku sangatlah terhenti oleh celana sempitku. Saya gak bisa lakukan apapun untuk Membebaskan dorongan syahwatku.


Pecutan maling itu kian cepat dan kerap. Saya yakini kalau maling itu sedang dirambati nikmat birahinya. kont*lnya yang makin tabah kaku terlihat licin berkilat sebab cairan birahi yang memulasinya terlihat seperti piston diesel masuk keluar menembusi mem*k istriku. Saya pikirkan begitu nikmat menimpa istriku. Dengan keadaannya yang terus terlilit di dipan, bokongnya kelihatan turun-naik atau mengegos menanggapi pompan kont*l lelaki maling itu.


Tidak lama lagi spermanya bakal muncrat isi rongga kemaluan istriku. Serta kelihatannya istrikupun dapat mendapati orgasmenya kembali. Orgasme berturutan. Bukan main. Sepanjang menikah saya dapat kalkulasi berapakah kali ia berkejat-kejat jemput orgasmenya. Tapi bersama maling ini tidaklah sampai 1 jam ia mau jemput orgasmenya yang ke dua.


Waktu-waktu pucuk orgasme dan ejakulasinya makin dekat, lelaki itu dekatkan mukanya ke paras Fatimah dan tangannya raih lalu lepaskan lakban di mulut istriku. Akan tetapi ia gak memberikannya peluang untuk teriak. Mulutnya langsung menyumpal mulut istriku. Saya tonton mereka sama-sama berpagut. Serta itu bukan pagutan paksakan. Istriku tampak menyahut lumatan bibir maling itu. Mereka terbenam dalam enaknya pagutan. Serta ahh.. ahh.. aahh..


Maling itu melepaskan cepat pagutannya dan sedikit bangun. Ia menyabet pisau dapur masih ada pada dekatnya. Dengan semasing sekali babatan ke-2  ikatan tangan Fatimah terhindar. Serta pisau itu langsung dilemparnya ke lantai. Tangan maling itu cepat memegangi badan istriku dan bibirnya memagutinya. Dan tanpa bimbang serta ragu-ragu demikian terlepas tangan istriku langsung merengkuhi badan lelaki maling ini. Saat ini saya saksikan persetubuhan yang hampir prima. Lelaki maling bersama Fatimah istriku langsung terbenam dekati pucuk syahwatnya.


Hingga…


"Aarrcchh.. Cantikk.. Saya keluaarr..


Hhoohh.. Ampun


Istriku  mendesis bagus, tidak ada perkataan tetapi terang, ia kembali menggapai orgasmenya. Dengan tangannya yang bebas ia dapat menumpahkan gelegak birahinya. Tangannya mencakar punggung maling itu serta menanamkan kukunya. Terlihat bilur sejajar memanjang di kiri kanan punggungnya merembes kemerahan. Punggung maling itu sempat luka serta berdarah.


Masih sekejap mereka dalam sebuah dekapan saat sebelum pada akhirannya lelaki maling itu bangun serta menarik kont*lnya dari kemaluan istriku. Aku lekas lihat spermanya yang kental meluap tumpah serta meluluh dari lubang vagina Fatimah. Sekejap mata maling itu melihati badan istriku yang tampak gontai.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama